Kargo berisi uang tunai sebesar 20
miliar euro atau Rp 313 triliun teronggok begitu saja di bandara Moskow selama
6 tahun. Entah siapa pemiliknya, diduga itu adalah harta rahasia milik Saddam.
Simpanan berharga
tersebut, yang berada dalam penjagaan ekstraketat di depo kargo terdiri dari 20
peti kayu, yang masing-masing berisi uang sebesar 100 juta euro.
Pihak bea dan
cukai Rusia telah meminta pemilik peti-peti tersebut menampakkan diri dan
mengambil barang miliknya. Sejumlah orang datang, termasuk sejumlah penipu,
namun tak bisa meyakinkan pihak aparat bahwa merekalah pemilik sesungguhnya.
"Bisa jadi
itu adalah uang Saddam Hussein," kata sumber intelijen kepada media Moskovsky Komsomolets, seperti dimuat Daily Mail, 29 September 2013.
Gunungan uang
tunai, dalam lembaran 100 euro, diketahui diterbangkan dari Frankfurt ke
Bandara Sheremetyevo pada 7 Agustus 2007.
Sumber-sumber di
Rusia mengatakan, aparat gagal mendapat pemilik uang itu -- yang anehnya --
tiba di bandara tanpa mencantumkan nama penerima.
Diduga tiran Irak
tersebut memindahkan uang sejumlah 7,5 miliar euro ke kantong diplomatik di
Moskow sebelum ia terguling, dianggap jauh dari kekayaan yang berhasil
dikumpulkan Saddam selama berkuasa.
Tapi, bagaimana
bisa harta Saddam dikirim dari Jerman ke Rusia 4 tahun setelah ia digulingkan,
8 bulan setelah dieksekusi, masih belum jelas.
Teori Lain
Sumber pihak keamanan menyebut ada teori lain terkait tumpukan uang tersebut. Yakni, bahwa Saddam bukan satu-satunya diktator yang memindahkan pundi-pundi hartanya dari negerinya yang bergolak. Termasuk, diktator Libya, Moammar Khadafi?
Sumber pihak keamanan menyebut ada teori lain terkait tumpukan uang tersebut. Yakni, bahwa Saddam bukan satu-satunya diktator yang memindahkan pundi-pundi hartanya dari negerinya yang bergolak. Termasuk, diktator Libya, Moammar Khadafi?
"Penjelasan
lain, itu adalah uang mafia Rusia atau uang korupsi pejabat Rusia -- yang
terlalu berbahaya bagi siapapun untuk mengklaimnya. Jumlahnya luar biasa besar,
raksasa."
Pengirim paket
duit kertas itu diduga sebagai Farzin Koroorian Motlagh (45). Namun, nama
penerima tak dicantumkan.
Dari paspornya,
Farzin Koroorian Motlagh adalah warga negara Iran. Namun, aparat Rusia dan
badan keamanan lain ragu, dialah pemilik uang-uang tersebut. Ia juga belum
muncul mengklaim uang yang jumlahnya luar biasa itu.
Laporan lain
menyebut, uang tunai itu ditujukan kepada yayasan yang disebut The World of
Kind People, yang bermarkas di Ukraina. Namun, tujuan akhir uang itu adalah
Rusia.
Bos yayasan
tersebut Alexander Shipilov (53), sudah muncul dan mengklaim uang tersebut.
Namun gagal meyakinkan aparat untuk mendapatkan uang tersebut -- yang bakal
membuatnya lebih kaya dari miliuner Rusia, Roman Abramovich, yang punya
kekayaan 9 miliar euro.
Organisasi amalnya
dilaporkan telah menawarkan imbalan dua miliar euro kepada para pengacara untuk
memenangkan kasus ini. Namun, sejauh ini belum ada yang berminat.
Vadim Lyalin, ahli
urusan bea cukai menyebut, "Pengirim tak mencantumkan nama penerima. Ini
agak aneh. Menunjukkan ada yang salah dengan uang itu."
"Si 'Mr X'
gagal mengklaim kargo. Setelah bermacam cara, mereka lalu menggunakan kedok
yayasan," kata dia. "Ini praktik pencucian uang."
Sejauh ini
Pemerintah Rusia juga belum berniat menyitanya. "Tak ada alasan untuk
melakukannya," kata Lyalin. "Pemilik uang itu tercantum dalam
dokumen. Uang itu adalah asli dan dikirim dari bank di Jerman. Disebut-sebut,
bank itu adalah Deutsche Bank Group, namun belum ada konfirmasi terkait hal
itu.
Misteri Farzin Koroorian Motlagh
Sebelumnya, pihak
pengirim, Farzin Koroorian Motlagh alias Farzin Ali Karoryan Mutlaq pada 2010
dituduh menjadi 'dalang' percobaan pencurian uang sebesar US$ 14 juta dari
Central Bank of Abu Dhabi menggunakan dokumen palsu, belum juga muncul.
Dia dilaporkan
kabur dari Uni Emirat Arab ke Iran. Tidak jelas apakah ada hubungan antara Abu
Dhabi dan kasus Moskow.
Salah satu sumber
mengatakan, puluhan kelompok telah mencoba mengklaim uang tersebut, dengan
mengatasnamakan Motlagh.
"Di antaranya
kelompok kriminal, kelompok Chechnya, dan gangster Ukraina," kata dia.
Sumber keamanan
lain menyatakan Motlagh hanya pion yang tak punya kontrol atas uang tersebut --
yang mungkin terkait diktator, pejabat korup, atau mafia besar. "Kita
mungkin tak akan tahu siapa sebenarnya pemiliknya." (Ein/Yus)
0 komentar:
Post a Comment